Rabu, 22 Oktober 2014
Pengaruh Budaya Asing Terhadap Keutuhan dan Persatuan Bangsa
Begitulah
bunyi dari Sumpah Pemuda yang mungkin tidak semua orang di Negara kita
mengetahuinya lagi. Mungkin karena mereka sudah lupa atau tidak lagi
memperdulikannya. Ironis memang, Sumpah Pemuda yang hanya berisi tiga butir
sumpah yang dikukuhkan dengan semangat yang menggelora oleh para pejuang muda
kita dikala itu kini lamban laun mulai pudar dikalangan muda zaman sekarang. Padahal,
Sumpah Pemuda merupakan ikrar oleh semua pemuda Indonesia dari berbagai etnis,
bahasa dan agama yang secara gemilang meletakkan satu prinsip dasar kesatuan
dan persatuan bangsa yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia. Dimana
mereka mengumandangkan keutuhan dan persatuan bangsa dengan hampir meniadakan
perbedaan-perbedaan seperti latar suku, bahasa, dan budaya. Mereka menyatu di
dalam perbedaan atau Bhineka Tunggal Ika.
Kehidupan
kita yang sekarang berbeda dengan kehidupan para pemuda kita di era penjajahan
saat itu. Dimana tantangan yang mereka hadapi pada era tersebut adalah untuk
memperoleh kemerdekaan. Hal ini berbeda dengan tantangan yang kita hadapi di
era globalisasi seperti sekarang ini yakni mengisi kemerdekaan dengan hal-hal
yang positif.
Tentunya
di era perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, komunikasi dan informasi ini telah mendorong perkembangan dalam
aspek kehidupan manusial. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn,
globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas Negara luluh dan tidak
penting lagi dalam kehidupan sosial. Apalagi Negara kita yang terdiri dari
begitu banyak budaya, bahasa, dan agama
yang mungkin rentan dengan adanya pengaruh budaya dari luar. Contoh saja yang
sekarang sedang ramai digandrungi dikalangan muda yaitu Korean Pop Music atau yang lebih dikenal
dengan Kpop. Banyak kaula muda
terutama remaja putri yang sekarang lagi terjangkit dengan demam Korea. Mulai
dari music korea, drama korea bahkan style/fashion Korea pun mulai digemari dan
diikuti. Dengan adanya media televisi dan akses cepat melalui internet, ini dapat dengan mudah menjangkit dan mempengaruhi para kaula muda. Sehingga banyak para generasi muda yang sudah mulai melupakan akar
budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat saat ini.
Itu
baru sebagian kecil contoh yang dapat menjadi salah satu ancaman runtuhnya rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan masih banyak lagi. Untuk itu diharapkan dengan adanya pengetahuan
budaya Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam
Negara Indonesia, sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya
yang ada .Oleh sebab itu, kita harus selalu
tanggap dan waspada terhadap segala ancaman serta gangguan yang akan
memabahayakan keutuhan bangsa kita. Ini menjadi bahan renungan bagi kita
sebagai generasi muda Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan
serta mampu memahami makna dan arti dari Sumpah Pemuda.
Sudah selayaknya bila kita bersatu
dan memperkuat ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di
tengah krisis global yang mengancam. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa
sampai saat ini kita masih disatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa
Indonesia. Baju kita boleh beda, suku kita boleh beda, agama kita juga boleh
beda namun, jangan jadikan perbedaan itu sebagai alat perpecahan dan permusuhan
diantara kita. Keutuhan serta persatuan bangsa merupakan langkah dasar kemajuan suatu bangsa.
"Tulisan ini dibuat
untuk mengikuti Unidar Blog Competition 2014 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-86 tahun
2014. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“
Sumber :
Sri Wahyuni, Niniek. Dkk. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca Exact.
Jamli, Edison dkk.Kewarganegaraan.2005.Jakarta: Bumi
Akasara
Langganan:
Postingan (Atom)